Kamis, 30 September 2010

Kupu-kupu malam

Kadang dia menangis
Berteriak-teriak sekuasanya
Walau raganya penuh onak dan kekeringan akan ceria dan jernihnya hari
Namun guratan-guratan itu masih tampak dalam senyumnya
Terkadang menatap getir dalam gontai langkahnya
Bisa dibaca ia memang tersiksa
Ada yang sakit
Tak sedikit pula yang menikmatinya
Nafsu jadi uraian niatan
Materi jadi pelampiasan segala alasan
Dan tersiksanya dunia membelenggu sekujur tubuh  yang dianggap malaikatmu
Wanita gemulai,menebar virus jejangkung berjalan
Ia lapar
Jiwa dan nuraninya penuh sayatan ketetapan akan langkahnya
Setiapnya punya hati yang berbeda
Tapi yang dijalankan tetap satu irama
Sungguh mengenaskan bagi jiwa yang terus memberontak akan segala haknya
Dalam temaram lampu-lampu
Sempat cakap,duduk dengan sejejer alunan nada ironismu
Entah sampai dimana memelas jenuh dalam setiap manisnya kata
Dalam ucapan cinta yang maknanya mengumbar rupiah

Okti Aini
Toufen,30 september 2010
14:32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar