Minggu, 17 April 2011

Jikalah milik kita telah diambilnnya..Hendaklah istana itu kau gantungkan sebuah nama.Namaku...Namamu... Nama kita berdua ...

oleh Aini Ken pada 17 April 2011 jam 15:20
 






Mas,ada yang minta alamatnya Mba dewi..’’Celetuk lastri,
Siapa de..?Tanya suami lastri.
Ibu Anggi Mas,dia kesini tadi pagi ngobrol banyak sama Lastri.’’Jawab Lastri.
Kamu kasih de?’’Jawab suami Lastri.
Enggak Mas,bingung...mau dikasih berarti Lastri melanggar amanah dari Bapak.Lastri jadi tak enak sama Bu Anggi juga,kasian mas raut wajahnya gundah sekali.’’Jawab Lastri dengan bimbang.
Mas,apa sebaiknya kita minta izin Bapak...Kasian Bu Anggi...?Bukankah segala sesuatu hal bisa kita perbaiki dan mencari jalan tengahnya,bukan seperti sekarang kesannya ada yang tersakiti?Bagaimana mas pendapatmu?’’Lanjut lastri dengan nada serius.
Pemikiranmu sangat baik De,Mas juga setuju dengan pendapatmu.Melihat Bapak,Bapak memang punya Alasan sendiri mengapa tetap kekeuh dengan pendiriannya.Kata Bapak,dengan merahasiakan tempat tinggal Mbak dewi.Itu akan lebih baik untuk dewi dan Bu Anggi.Mas juga pernah sedikit kasih masukan pada bapak,cuman ujung-ujungnya pasti tidak terima.Susah,bapak kita memang keras kepala.Tak mau mendengar sebelum pendapat kita dijabarkan.’’Cerita suami lastri panjang lebar.
Sepertinya lastri dan suaminya mendapatkan PR yang cukup serius.Niat mereka ingin sekali mendamaikan Bapak dan Bu Anggi.
Bapak adalah orang yang saya’’lastri’’dan suami saya’’Rian’’Hormati.Bapak Banyak berkorban dan memberi kasih sayang pada kami.Tentang Cinta,kehidupan dan Rumah tangga kami.Dia sangat Mencintai dan mengayomi kami.Sosok Bapak ini bukan kandung saya maupun Mas Rian.Dia Bapak angkat kami.Sedang Bu Anggi Adalah Mantan Istrinya,dan Mbak Dewi adalah Anak semata wayang mereka.Yang selama 30 tahun dirahasiakan keberadaannya oleh Bapak,bapak punya alasan mengapa demikian.Bapak tak ingin berurusan dengan Bu Anggi lagi.Sekalipun Bu Anggi adalah ibunya Mbak dewi.
''Mengapa demikian Bapak?Bukankah Bu Anggi Pernah menjadi kepingan hatimu yang dahulu pernah mengisi keutuhan rumah-rumahmu.Mengapa begitu membenci dia,atas penghianatan yang sekali dilakukan Bu Anggi.Hingga rumah-rumahmu runtuh sampai kalian berpisah.
Dan sekarang tak mau mendengar maupun melihat Bu Anggi.Seakan Ia mahluk penuh dosa yang tak pantas kau kasihi.Bapak,mengapa demikian?Cinta telah membunuh Hatimu,bukan begitu bapak.Penghianatan itu masih terus dan terus mendarahi hati dan jiwamu.

Bu Anggi dan tetangga2 yang kadang membagi cerita kisah dan kasih Antara Bu Anggi Dan Bapak.Bapak adalah Lelaki yang melankolis namun demi sayangnya pada Bu Anggi dia menjadi besar.Cinta mengubah segalanya,dari si miskin menjadi kaya.Dari si kerdil menjadi sosok yang percaya.Cinta mereka adalah cinta dari kata,turun sampai kesuratan cinta menjadi bayang-bayang yang mereka raih dan membuka tabir yang menghalanginya.Perbedaanpun pupus karena mereka berdua yakin akan takdir.Dan takdir yang mereka labuhi tak selalu berjalan seperti teduh terus,kini kenyataannya berombang ..badai menghancurkan puing-puing yang entahlah ..sepertinya 30 tahun telah binasa..
Perkara yang membuat hati bapak tersungkur jatuh adalah ketika Bu Anggi dikabarkan Selingkuh dengan karibnya.Tapi keyakinan keluarga dan Bu Anggi untuk menjelaskan duduk masalahnya..bapak terlebih telah terbakar.Bapak seakan binasa...entah antara kasihan dan memendam rasa pilu,semua menyatu menjadi rasa benci.Karena fakta yang ia terima sebuah foto yang tak senonoh mirip Bu Anggi bersama karibnya.Dan karibnya mengiyakan atas tuduhan itu.Sedang Bu Anggi berulang kali meneriakan posisinya,sayang semua diam.Bu Anggi Bilang difoto itu bukan dirinya dan tak pernah berkhianat sama Bapak.
Malangnya Bu Anggi,ada pihak yang tak sudi pada kehadiran dan kebahagiaannya.Karib bapak salah satunya.Dan masih ada beberapa yang sinis melihat posisinya.Setelah peristiwa malam itu,Bapak seperti Orang gila yang kehilangan dan menerima halnnya kenyataan yang meremukan kehidupan serta belahan jiwannya bak penghianat yang brutal.Tragisnya melihat peristiwa 30 tahun silam itu.Peristiwa yang memotong aliran2 darah dua sejoli yang sedang menghirupi kisahnya.
Putuslah jembatan itu

Selama 30 tahun berpisah.Bu Anggi maupun Bapak tak pernah menikah lagi.Selama itu cinta Bu Anggi tak pernah mati.Yang dia tahu cintannya selalu ada untuk Bapak.Walau peristiwa silam itu menghancurkan cinta dan hidupnya serta pisah dengan lelaki yang ia cinta.Walau Bapak telah membencinya sedemikian jauh.Tapi herannya,dia terima semua itu...karena Bapak adalah bagian hati yang masih tergantung didadanya.Sampai dimana,ia tetap ada...dalam posisi apapun dia tetap lelaki yang ia cinta.Luar Biasa Bu Anggii,cintannya mengalahkan kebencian yang ada pada diri bapak.Sedang Bapak,Bu Anggi seakan telah Binasa..atau jelmaan kata bencinya.


Hitam putih kita
Kita karena cinta
Cinta tenggelam lewat kata-kata
Cinta ada karena kita

Jikalah milik kita telah diambilnnya
Hendaklah istana itu kau gantungkan sebuah nama
Namamu
Namaku
Nama kita berdua


********

Pujaan Hati
Leherku kau gantung liontin
Yang sempat kau kecupkan namaku..
Namamupun menyusul..
Duhai,beruntungnnya aku..
Menjadi peri cantik yang bisa membuatmu menggenggam dunia..



********

Jantung tak tentu berdegup
Ketika nama itu membasuh malam..
Ketika nama itu,
Mencium siang..

Bagailah bunga surga yang berguguran ..
Kau melakukan sesuatu bak rajaku
Ku balas dengan gelora hasrat meneduhkan ragamu..

Bernyanyi pada petang ..
Menyapa bintang ..
Tersenyum pada rembulan ..
Hingga mesrannya mentari tersenyum pada dua sejoli





#####



Hancurlah..

Aku bunga..
Yang kering berserakan..
Terbang tertiup angin..
Tak tau arah yang mengajaknya ..
Menjadi hina..
Membawa noda..
Kotor penuh wajah kebusukan
Hingga-hingga sang tuan tak lagi memandang ..

Duhai..
Mata2 jahat menaburkan kehinaan
Hancurnya aku..
Namun hujan membuat hinaku terbasuh


Jembatan yang tak sempat kau ucap salam
Ranting menyisakan sebuah namanya

Nama penghianat itu..

Kau telah termakan api ..
Dasyatnya cemburu..
Yang berlabuh..
Diputusnya jembatan itu..

..hingga cinta itu berkobar tak tau berserakan arah
Menjelma badai yang melahap rumah cintamu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar