Selasa, 21 Desember 2010

Ketika fajar tak seelok dulu

Ketika fajar tak seelok dulu
hati malah mengadu rindu

ketika bayangnya mulai lenyap dari hadapanku
aku mulai menulis untukmu
tak pernah sampai dalam mata mu
tak pernah kau buka surat-suratku
aku hanya rindu
rindu yang membelenggu tiap kakiku
berat seperti memikul beribu-ribu beban

Sisa-sisa penaku terakhir
sebagai rangkuman cinta yang ratusan lembar tersasar
alamat cinta yang tlah tamat
dalam gerbang selamat tinggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar