Minggu, 12 Desember 2010

Ketika tawamu lepas
pelurumu kandas
tetapi menepi mengenai rongga hati ini
bila kau ciptakan cinta diantara kebersamaan
lalu kau matikan cinta
dan sasaranmu adalah namaku

Temamu adalah membalas sebuah rasa
balasan rasamu beralamatkan keliru
melepaskan peluru tanpa berargumen dulu

Tirai2 yang enggan membasuh darahku
berceceran beraroma kamboja
burung2 gagak bersorak datangi kidung yg tlah mati
lumpuhku karna sebuah gaun yang ku kenakan begitu ayu
kau tampar muka ku berulang waktu

Jalanan yg tlah basah
teriring gemericik berisiknya hujan ditengah2 kota
Aaaagghh..!
aku masih bisa bernafas,
knapa aku masih hidup,kenapa harus hidup.
sengaja menguliti jiwaku!
mengapa tak tuntaskan dendammu
mutilasi saja tengkuk2 hasratku
sengaja
memang sengaja kau buat cidera
sengaja kau cidrai rahim hati
jatuh tersungkur
merah memerah mata yg tlah terlelap oleh lara
ulahmu

Aku benci tatapanmu

Dampaknya tertuang pada biduk kehidupanku sekarang
meremang
sejalan dengan kepolosan yg pernah terbuang
tangan2 suci
yg tlah ku anggap kotor
meramu duniaku menjadi sebuah kekuatan baru
Segala peristiwa takkan ada yg mengalir begitu saja
ada makna yg setia menyapanya
jatuh bangun,
kutepikan dalam diam
enggan bersuara pada malaikat2ku

Keangkuhan yang kadang merasuki isi petualangan
dan ketika itupula
dorongan hebat yg datang dari malaikat2 tanpa pamrih
adalah sebuah kekuatan dan ketenangan dalam mengambil kebijakan tindakan
sikapku untuk mengarungi lautan lepas tanpa berfikir tepian masih jauh ataupun terbatas
karna jalan ada pada tangan halusnya yg tangguh tanpa bersuara
setia pada kebaikan
pasti akan menuai kebahagian yg dapat menghantarkan ketenngan.
pecaya pada apa yg telah mendarah ditanganku
songsongan baru yang masih begitu rapuh
membalut sukma bergejibu membatas lukaku
biarlah hebatnya siksaan mu tenggelam oleh ombak2 yg ruh bergemuruh
aku takkan menoleh maupun mencarimu
balasan mu adalah bukan hak izin ragaku
sampanku mulai bergoyang
melaju lautan baru
haluannya berputar mengarahkan hasrat yg masih tertahan
Ku pastikan takkan kembali
ku takkan menarik sampanku lagi
biar lautan mebawa babak baru untuk membasuh dahaganya ruh hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar